Kuala Lumpur – Di hari pertama lawatan ke negeri jiran, Malaysia, jajaran pimpinan BMT Beringharjo mengunjungi sebuah pondok pesantren di daerah Kuala Lumpur yang bernama Pondok Unais. Berbeda dengan pondok-pondok pada umumnya, santri Pondok Unais telah berusia tak lagi muda. Hal ini tak lepas dari sejarah awal pondok ini didirikan 2021 silam.
Adalah Datuk Mohd Isa Hamzah, merasa prihatin saat tetangga dekatnya wafat dan baru diketahui 3 hari berselang karena Sang Tetangga ini telah lama hidup sendiri tanpa pendampingan dan perawatan keluarganya. Hal inilah yang menggerakkan beliau untuk mendirikan pondok bagi para lansia. Selain karena kejadian tersebut, pendirian pondok ini juga berdasarkan sebuah studi yang diistilahkan sebagai Kodokushi, di mana orang dengan usia tua merasa kesepian, ditinggalkan oleh orang terdekatnya, sehingga menjadi lebih rentan. Untuk itulah tujuan utama didirikannya Pondok Unais adalah untuk pencegahan dan memberikan support system bagi para lansia.
Nama Unais bukanlah sebuah akronim, tetapi diambil dari nama salah seorang sahabat Nabi, Anas bin Malik. Saking dekatnya, Rasulullah SAW memanggilnya dengan sebutan Unais dan mendoakannya supaya mendapatkan harta yang banyak di kemudian hari. Yang luar biasa dari santri di pondok ini, yaitu mereka dengan kesadaran sendiri untuk bergabung menjadi santri demi bisa mendalami Al Qur’an. Selain memiliki lingkungan yang sefrekuensi, para santri juga sekaligus bisa memperdalam ilmu agama. Inilah yang menjadi keunggulan dari Pondok Unais. Namun demikian tidak semua lansia bisa menjadi santri di sini. Hanya mereka yang bisa mengurus diri sendiri, tidak memiliki tanggungan, mampu membayar sewa kamar, dan berkomitmen untuk mengikuti kelas yang ada, bisa menjadi santri di Pondok Unais.
Dalam kunjungannya, rombongan BMT Beringharjo disambut langsung oleh Datuk Yunus bin Kasim, pimpinan dari Pondok Unais. Dalam sambutannya beliau menyampaikan maklumat betapa pentingnya sedekah harian. “Mulai hari ini lakukanlah sedekah harian. Selain membuat hati tenang, Allah juga akan lipat gandakan balasannya,” kata Datuk Yunus dalam sambutannya. Dari silaturahim ini setidaknya ada 3 hal yang bisa diambil ibrohnya :
1. Fadilah sedekah. Kita tidak akan miskin dengan bersedekah, sebaliknya justru akan semakin berlipat.
2. Pentingnya memuliakan orang tua.
3. Menuntut ilmu harus dilakukan hingga akhir hayat.
Sebelum acara ramah tamah dimulai, seluruh peserta diajak berkeliling pondok oleh Bang Arsi, orang yang diberikan kepercayaan untuk mengelola Pondok Unais. Saat ini terdapat 103 kamar dengan 110 santri yang dikenakan biaya bulanan sebesar 800 RM diluar biaya makan. Rombongan diperlihatkan seluruh fasilitas termasuk bertemu dengan para santri lansia.