Kuala Lumpur – Mengakhiri lawatan ke negeri jiran, jajaran pimpinan BMT Beringharjo silaturahmi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia pada Selasa, 10 September 2024. Disambut langsung oleh Bapak Bambang Wishnu Krisnamurthi, Minister Counsellor Penerangan, Sosial, dan Kebudayaan, seluruh rombongan diterima dan berdiskusi di Aula Hassanudin. Dalam kesempatan ini, Ketua Pengurus KSPPS BMT Beringharjo, Ibu Mursida Rambe, menyampaikan profil singkat dan pengalaman “merubah nasib” pekerja migran di Hongkong.
“Kami di Malaysia memiliki tugas yang cukup kompleks karena dari sekitar 2 juta pekerja migran hanya 25% saja yang memiliki dokumen resmi. Dan PR terbesar kami, yaitu bagaimana caranya supaya mereka yang telah pulang, tidak kembali lagi ke sini,” ungkap Pak Wishnu memulai diskusi. Untuk itulah pihak KBRI membuat program-program yang berfokus pada bidang pendidikan dan ekonomi. Bagi mereka yang tidak dilengkapi dokumen resmi, maka tidak bisa mengakses fasilitas termasuk kesehatan, dan sangat berpotensi miskin.
Seperti gayung bersambut, BMT Beringharjo telah memiliki pengalaman mendampingi pekerja migran untuk menjadi berdaya sekembalinya ke tanah air. “Sekiranya ada yang bisa kami lakukan terhadap pekerja migran yang memiliki dokumen resmi terkait pelatihan dan pendampingan literasi keuangan, maka kami siap, Pak”, kata Bu Rambe. Dunia begitu luas, oleh karena itu seharusnya kita juga memperluas kemanfaatan. Seperti hadits riwayat Ahmad, “Khoirunnas Anfauhum Linnas, yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Kunjungan ke KBRI di Kuala Lumpur menjadi destinasi terakhir perjalanan Management Development Program ke Singapura – Malaysia yang diadakan 7 – 10 September 2024. Banyak hal yang bisa diambil hikmah pelajarannya dan diaplikasikan untuk BMT Beringharjo yang lebih baik.