Islamic Economic

Islam Dan Ekonomi

Prianda Milani Lukito, Manager Cabang Madiun

 

Di dalam Al-Quran ada banyak sekali ayat-ayat yang Allah turunkan dan berikan kepada manusia sebagai petunjuk. Petunjuk tersebut sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia di segala sektor. Hal ini karena memang islam tidak hanya mengatur masalah-masalah ibadah terhadap Allah saja, melainkan seluruh aspek manusia mulai dari hukum, pemerintahan, ekonomi, pernikahan, dan lain sebagainya.Untuk bisa menjalankan aturan-aturan Allah tersebut, yang meliputi semua aspek kehidupan, tentu saja manusia harus mengetahui fundamental/pondasi dari aturan-aturan itu sendiri, termasuk dalam ekonomi.

Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perseorang ataupun kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber daya yang terbatas. Tujuan dari manusia dalam memenuhi kebutuhannya atas barang dan jasa adalah untuk mencapai kesejahteraan (well being).Sedangkan Islam harus diyakini sebagai jalan hidup dan agar dipahami secara utuh. Kelengkapan Islam yaitu nikmat Allah meliputi segala soal hidup yang merupakan suatu kesatuan yang satu tidak dapat dipisahkan dengan yang lain.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Ekonomi Islam adalah upaya pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan cara-cara sesuai dengan Islam.

Berikut adalah penjelasan mengenai dasar atau pondasi ekonomi islam berdasarkan ayat-ayat yang ada dalam Al-Quran, agar umat islam dapat menjalankannya di tengah perkembangan ekonomi saat ini.

 

Ketauhidan adalah Dasar Utama Ekonomi Islam

“Katakanlah: “Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.” (QS Saba : 24)

Dari ayat di atas telah Allah jelaskan bahwa sesungguhnya rezeki yang manusia nikmati adalah limpahan nikmat dari Allah SWT. Allah memberikannya dari sunnatullah yang Allah tetapkan di langit dan bumi. Sesungguhnya kemakmuran ekonomi manusia di muka bumi tidak akan pernah terjadi jika tanpa adanya bantuan dan ketetapan dari Allah SWT.

 

Aktivitas Ekonomi  adalah Perintah Allah

Allah telah memberikan perintah kepada umat manusia agar melaksanakan aktivitas ekonomi. Yang dengan aktivitastersebut kebutuhan-kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Tentu saja Allah Yang Maha Sempurna pun memperhatikan betul apa yang akan dilakukan dan dibutuhkan manusia di muka bumi. Berikut adalah perintah Allah mengenai aktivitas ekonomi.

 

  1. Menggali Karunia Allah di Muka Bumi

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. “ (QS Al Jumuah: 10)

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia diperintahkan Allah untuk mencari karunia Allah di bumi. Rezeki tersebut tentu tidak akan datang kepada kita andai kita tidak berikhtiar. Allah sudah menetapkan sunnatullah-Nya untuk manusia mendapatkan rezeki, tinggal manusia mengoptimalkan dan mengaturnya dengan baik atau tidak.

Hal ini misalnya, Allah menciptakan pohon mangga beserta sistem tumbuh-kembangnya. Manusia bisa mendapatkan rezeki mangga-mangga tersebut asalkan ia mau mengolahnya, merawat, dan memetiknya secara rutin sampai dijual kepada konsumen. Jika tidak dilakukan, tentu saja rezeki tersebut tidak akan bisa didapatkan.

 

  1. Melakukan Perniagaan 

 “Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Rabb-mu”.  (QS Al Baqarah : 198)

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa Allah tidak melarang adanya perniagaan atau jual beli. Untuk itu proses jual beli adalah hal yang dihalalkan oleh islam, asalkan dengan proses yang halal dan tidak merugikan satu pihak pun.

Proses jual beli adalah aktivitas yang sering sekali kita lakukan. Untuk itu, proses ini harus dilakukan secara adil, seimbang, terbuka, dan tidak mendzolimi orang lainnya. Perniagaan bertujuan agar sama-sama ridlo dan dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Dari ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa dasar ekonomi islam adalah melakukan perniagaan dan juga menggali banyak karunia Allah di muka bumi dengan hukum sunnatullah yang berlaku. Bukan membiarkan potensi yang ada di bumi dan malas untuk mengolahnya, apalagi merusaknya.

 

  1. Mengindari Riba dan Melakukan Jual Beli

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…..” (QS Al Baqarah : 275)

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa yang dilarang oleh Allah adalah Riba sedangkan jual beli adalah halal. Tentu riba adalah hal yang harus dihindari oleh manusia dan jangan sampai manusia masuk neraka hanya gara-gara aktivitas ekonominya mengandung transaksi riba.

Untuk itu, prinsip dasar ekonomi islam adalah menghindari riba karena haram dan melakukan jual beli sebagai transaksi ekonomi yang halal dan diperbolehkan oleh Allah SWT.

 

  1. Larangan Berlebihan dalam Mengelola Ekonomi

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS Al Furqan : 67)

Aktivitas ekonomi atau perniagaan memang dihalalkan oleh Allah. Akan tetapi proses membelanjakan harta tentu saja tidak boleh berlebihan atau tidak boleh juga kikir. Artinya manusia wajib memenuhi kebutuhan hidupnya dan hal tersebut tentu saja membutuhkan harta. Akan tetapi jika manusia bersikap kikir atau pelit, tentu kebutuhan tersebut akan sulit dipenuhi dan berakibat negatif pada hidup manusia.

Dari hal tersebut, prinsip dasar ekonomi islam disini adalah manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara cukup, tidak berlebihan menghamburkan harta hingga orang lain tidak dapat merasakannya sedangkan harta hanya menumpuk padanya. Akan tetapi tidak kikir alias pelit baik dalam membelanjakan harta untuk diri sendiri dan sosial.

Pada akhirnya, aktivitas ekonomi yang kita lakukan dengan upaya semaksimal mungkin sesuai dengan dasar-dasar Islam adalah masuk dalam kategori dakwah. Mengamalkannya, tentu saja insyaAllah akan mendapatkan pahala sebagai seorang Dai. Bila niat kita benar dan ikhlas, insyaAllah bila terdapat musibah maka bisa jadi mendapat pahala syahid atas niat kita. Termasuk menyampaikan dan menegakkan ekonomi syariah melalui BMT Beringharjo, adalah bagian dari semangat dakwah, sehingga semangat itu harus dilakukan secara profesional agar tidak melenceng dari nilai-nilai dakwah. Semua bisa mengambil peran, tidak hanya pengurus dan pengelola BMT Beringharjo, tetapi juga Anggota, Pemerintah dan masyarakat umum, salah satunya dengan bergabung dan bertransaksi di BMT Beringharjo.

Mari kita bersama-sama menegakkan Ekonomi Islam di Bumi Indonesia dan menjadi pejuang-pejuangnya.

Allahu Akbar..!

 

 

 

 

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *