BANDUNG – Membangun sebuah perusahaan ibarat membangun sebuah rumah. Kita harus memiliki gambaran terlebih dahulu seperti apakah rumah yang akan dibangun? Setelah menentukan rumah yang dicita-citakan, penting bagi kita untuk memahamkan hal tersebut kepada kontraktor yang akan membangun rumah bersama timnya, sehingga pada akhirnya nanti akan terwujud sebuah rumah sesuai yang diharapkan.
Demikian pula sebuah perusahaan, apapun itu badan hukumnya, harus memiliki cita-cita besar yang harus diwujudkan. Itulah yang disebut visi, yang diturunkan ke dalam misi-misi untuk menuju visi tersebut. Seorang pimpinan proyek tentu akan menyampaikan apa yang sedang dibangun kepada seluruh tenaga lapangannya sehingga seluruh aktifitas yang dilakukan tersebut dalam rangka mewujudkan bangunan yang diidamkan. Dan seorang pimpinan proyek yang baik tentu akan mengawal terus pasukannya supaya tidak melenceng dari arah yang sedang dituju.
BMT Beringharjo menyadari betul pentingnya menginternalisasi visi dan misinya kepada seluruh karyawan supaya cita-cita besar yang diimpikan bisa benar-benar terwujud. Saat ini BMT Beringharjo memiliki 18 kantor cabang dan cabang pembantu yang tersebar di 5 provinsi, hal ini cukup menjadi tantangan tersendiri dalam mengkonsolidasikan tim yang hampir berjumlah 200 orang. Beruntung saat ini sudah ada teknologi daring yang memudahkan koordinasi, namun Pengurus dan Manajemen tetap berkomitmen untuk melakukan supervisi secara luring.
Dalam rangka memastikan visi dan misi berjalan semestinya, pada tanggal 25-26 Agustus 2022 yang lalu, Pengurus dan Manajemen melakukan roadshow ke Jawa Barat mengunjungi Cabang Tasikmalaya, Garut, dan Bandung. Ketua Pengurus mengingatkan bahwa sebagai insan BMT Beringharjo, kita tidak hanya sebatas sebagai karyawan, namun juga sebagai agent of change (agen perubahan), ustadz/ustadzah tanpa mimbar. “Biarlah yang lain sibuk transaksi, kita sibuk dengan edukasi,” kata Bu Rambe dalam arahannya.
Ketua Pengurus juga menghimbau kepada semua cabang untuk mulai menjalin sinergi dengan lembaga lain seperti masjid, kampus, dan yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk membesarkan dan meluaskan kemanfaatan. “Islam ini besar dan kuat karena berjamaah, dan saat ini memang tidak bisa jika semua hal dilakukan sendiri. Jadi, sinergi-kolaborasi sudah menjadi sebuah keharusan,” pungkasnya.