Simbah Harjo adalah program pemberdayaan ekonomi produktif yang dimiliki oleh BMT Beringharjo melalui divisi baitulmaal, sebagai wujud nyata dalam menyalurkan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) kepada masyarakat yang berhak menerimanya sesuai target 8 ashnaf penerima zakat. Untuk kriteria penerima manfaat(PM) sendiri yaitu beragama islam, sudah punya lokasi usaha, punya kemauan dan bersedia mengikuti pendampingan.
Simbah Harjo sendiri adalah sebuah singkatan dari Sahabat Ikhtiar Mandiri Berkah Amanah Harjo, kepanjangan tersebut adalah rangkaian doa-doa yang memiliki arti Sahabat,penerima manfaat, yang mengajak berikhtiar menuju kemandirian dalam meraih berkah, karena tetap menjaga amanah, demi kesejahteraan keluarga dan lingkungan sekitar.
Produk Simbah Harjo tidak harus berupa usaha angkringan, tetapi semua usaha halal dengan perputaran harian, memungkinkan untuk di fasilitasi. Tujuan Simbah Harjo tidak sekedar untuk menyalurkan dana ZISWAF kepada masyarakat yang berhak menerimanya,lebih dari itu,untuk meningkatkan derajat dari mustahiq (penerima zakat) melalui usaha yang dirintis Bersama BMT Beringharjo. Targetnya seorang mustahiq menjadi pengusaha (enterpreunur) yang nantinya diharapkan bisa menjadi golongan pembayar zakat (muzaki). Tidak perlu jaminan, tidak harus punya pengalaman dan tidak perlu berbagi hasilnya.
Selain mendapatkan program lengkap dengan pendampingan pekannya, penerima manfaat juga akan mendapatkan sarana branding berupa banner dan terpal, diberikan secara gratis, bahkan BMT Beringharjo membantu agar keberadaan Simbah Harjo bisa di searching melalui aplikasi peta online.
Program Simbah Harjo mulai diluncurkan tahun 2010 dengan Brand berupa Angkringan Simbah Harjo, pada awal berjalannya program ini BMT Beringharjo menyediakan 12 gerobak angkringan, dengan sistem dipinjamkan. Selain dipinjami gerobak, Penerima manfaat diberikan uang pinjaman sebagai modal awal untuk membuka usaha.
Disebut pinjaman karena memang tidak ada syarat tambahan dari pengembaliannya. Seiring berjalannya waktu, jumlah gerobak semakin bertambah dan permintaan pun meningkat, alhamdulillaah. Pada tahun 2015 dilakukan perubahan konsep, tidak harus dengan gerobak angkringan, peralatan yang dibutuhkan bisa menyesuaikan usaha (bisa request) dan total anggaran satu unit Simbah Harjo mencapai 5 juta rupiah.
Dipilihnya angkringan sebagai produk pemberdayaan dari Baitul Maal BMT Beringharjo, bukanlah tanpa alasan. Angkringan adalah salah satu ikon wisata kuliner Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ciri khas harganya yang terjangkau, kental dengan silaturohim dan guyub rukunnya konsumen, berdiskusi dan membahas topik-topik update. Kini, angkringan dijadikan sebagai salah satu program pemberdayaan oleh kementerian Koperasi Republik Indonesia. MasyaAllooh.
Sampai saat ini BMT Beringharjo melakukan pendampingan lebih dari 200 Penerima Manfaat diwilayah DIY dan beberapa di luar DIY untuk angkringan Simbah Harjo. Penerima Manfaat tersebut kemudian akan dijadikan kelompok-kelompok binaan berdasarkan kedekatan wilayah. Dimana untuk masing-masing kelompok berisi minimal 3 anggota penerima manfaat.
Tujuan di buat kelompok ini yaitu:
- Ada silaturahmiantaranggota per wilayah;
- Ada tanggungjawablebihtidakhanyadengan BMT namundengansesamaanggota;
- Berbagi tipsusaha dan saling memotivasi;
- Sebagai wadah pendamping dalam menyampaikan materi-materi pendampingan.
Untuk mekanisme pengajuan pembiayaan sendiri, ada beberapa tahapan yang harus terpenuhi yaitu:
- Mengisi formulir yang bisa diperoleh di Baitul Maal BMT Beringharjo dengan dilengkapi berkas Surat Keterangan Tidak Mampu dari RT, FC KTP Suami Istri, Surat nikah, KK;
- Survei dan observasi;
- Rapatkan komitee pembiayaan untuk menganalisa kelayakan penerima manfaat program maupun lokasi usaha;
Selain mendapatkan pembiayaan, penerima manfaat juga akan diberikan pendampingan. Dimana ada dua macam bentuk pendampingan, yaitu
- Pendampingan Personal. Kunjungan rutin 1 bulan sekali oleh pendamping kelokasi usaha Penerima Manfaat. Mengecek usaha mereka. Karena program tidak hanya pembiayaan, namun juga pengembangan usaha mereka dan menumbuhkan potensi para PM juga.
- Kurikulum menggunakan modul kurikulum simbah harjo yang di dalamnya terdapat 24 pokok materi (untuk 2 tahun), target untuk mentas unggul 2 tahun.
-
- Kunjungan;
- Pertemuankelompokrutin;
- Pelatihan (sudahpernahdenganDinas Kesehatan Bantul tentangpelatihanterkaithigienis dan pengelolaanmakananmendapatsertifikat gratis, kemudiandari PPSPG UGM tentanghigienis dan pengelolaanmakanan yang baik).
Goal-nya angkringan mbah harjo adalah mentas unggul. Dikatakan mentas unggul ketika Penerima Manfaat (PM) angkringan telah memenuhi 3 kriteria:
-
- Aktif beribadah 5 waktu;
- Omset harian (rata-rata minimal 800ribu);
- Dalam maksimal 2 tahun ada penambahan asset sebesar 10 juta bisa berupa barang atau tabungan.
Jika sudah memenuhi ketiga syarat tersebut akan diberikan reward, yaitu pembiayaan terakhir akan diberikan kepada penerima manfaat yang telah mentas unggul untuk dijadikan tambahan modal usaha. Namun setelah memenuhi ketiga kriteria tersebut. Nantinya penerima manfaat tidak dapat akses untuk pembiayaan ke baitul maal karena dianggap sudah mampu dan layanan beralih ke Baitul tamwil BMT Beringharjo.
Selain angkringan simbah harjo, BMT Beringharjo melalui divisi Baitul maal-nya, juga memiliki program yang merupakan bagian dari siklus pemberdayaan, Depo Simbah Harjo, yang akan mensuplay kebutuhan Simbah Harjo-Simbah Harjo DIY tentu dengan harga yang lebih terjangkau. Alasan didirikannya Depo Simbah Harjo yaitu karena anggota Simbah Harjo yang semakin banyak sehingga kebutuhannya juga semakin besar. Peluang ini, dimanfaatkan dengan pemberdayaan petani padi di Seyegan Sleman.
Dengan program Jogjinawi (Jogja Loh Jinawi), para petani mendapatkan pendampingan bertanisecara efektif, efisien, dan hasil pertanian mereka (beras) akan dibeli oleh depo dengan harga pasaran, dan disalurkanlah ke titik-titik simbah harjo untuk mensuplay kebutuhan anggota dengan harga yang terjangkau. Petani sejahtera, penerima manfaat berdaya. (07.21)