“KENCLENG” TABUNG BERBAGI : RECEH YANG TAK BISA DIANGGAP REMEH

Illustrasi Uang Receh | Abriawan Abhe : ANTARA FOTO

Seringkali kita menyepelekan sesuatu yang terlihat kecil sebagai hal yang tak berharga. Seperti halnya barang rongsok yang bagi sebagian besar orang menganggapnya sampah, tapi di mata pengepul barang bekas itu merupakan pundi-pundi rupiah. Demikian pula saat kita melihat uang receh, terlebih yang berwujud koin. Kita seringkali meremehkannya dengan menganggap nominal kecil tidak ada harganya.

Coba kita hitung. Andai saja ada 100 orang yang menyisihkan koin 1000an setiap hari, maka dalam sebulan akan terkumpul sebanyak Rp3.000.000 atau Rp36.000.000 dalam setahun. Bagaimana jika ada 1000 orang yang melakukan hal yang sama? Bagaimana jika yang disisihkan tidak hanya 1000 tapi lebih? Dengan uang sebesar itu kita bisa berbuat banyak kebaikan untuk sesama.

Bering Tirta

Angkringan Simbah Harjo

Jogjinawi

Menyadari betapa ternyata uang receh tak bisa dianggap remeh, Baitul Maal ULAZ MKU Beringharjo membuat program Tabung Berbagi. Program ini dibuat untuk memfasilitasi orang-orang supaya rutin menyisihkan “koin yang tidak terpakai” untuk kemudian dititipkan ke Baitul Maal guna membuat program-program kemanfaatan yang lebih besar. Sebut saja membangun sumur bor di daerah yang kesulitan air melalui Program Bering Tirta, membantu permodalan usaha melalui Program Angkringan Simbah Harjo, pemberdayaan petani dengan Program Jogjinawi, ataupun disalurkan pada saat terjadi bencana.

Bersamaan dengan Milad Ke-28 BMT Beringharjo yang jatuh pada 31 Desember 2022, Ketua Pengurus meluncurkan kembali Program Tabung Berbagi dengan mambagikan sebanyak 500 kencleng kepada jamaah pengajian yang memadati Masjid Muttaqien pada Rabu, 28 Desember 2022 yang lalu. Semoga dengan gerakan ini kita bisa bersama-sama memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi ummat, terutama dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *