Angkringan BMT Beringharjo Jadi Ruang Diskusi

simbah harjo1

Jogja- Angkringan menjadi salah satu ikon Jogja yang memiliki daya tarik sebagai sebuah warung makan sederhana dengan harga yang murah meriah. Mendobrak fungsi lain angkringan, BMT Beringharjo menggelar Sarasehan Angkringan Cerdas Simbah Harjo secara berkala, Sabtu (27/4).

Manager Baitul Maal BMT Beringharjo Rubi Utami Varalin mengatakan program ini merupakan salah satu dari empat program pemberdayaan dari Koperasi Syariah ini. Antara lain Sahabat Ikhtiar Mandiri (SIM), Sahabat Mudhorobah Kebajikan (SMK), Mentas Unggul dan Bina Mitra (Binar).

“ini merupakan salah satu program pemberdayaan kepada pedagang-pedagang angkringan binaan kami, sekaligus mendobrak fungsi lain angkringan yang selain menjadi tempat usaha juga menjadi suatu ruang diskusi publik di Jogja,” ujar Rubi kepada Harian Jogja di sela-sela Sarasehan Angkringan Cerdas di Karangkajen, Jogja.

Saat ini setidaknya sudah ada 27 pedagang angkringan yang telah menjadi mitra binaan BMT Beringharjo. Selain sebagai wadah ruang publik, kegiatan tersebut menjadi wadah sosialisasi pemahaman usaha bagi para pedagang atau pun masyarakat. Rubi mengatakan selama ini para pedangan angkringan, selain kesulitan permodalan, juga selalu dihadapkan oleh lembaga keuangan illegal.

“ternyata masih banyak pedagang angkringan di Jogja yng terjebak oleh bank plecit, karena kurangnya pemahaman untuk mencari modal usaha,” papar Rubi.

Tawaran pinjaman yang menggiurkan, dengan proses yang cepat membuat sebagian pedagang angkringan terlilit utang usaha yang semakin berbunga. Rubi mengatakan pelaku jasa keuangan illegal tersebut ternyata lebih banyak dari luar Jogja.

“untuk itu, kami harap dengan adanya program semacam ini akan terus kami kembangkan, sosialisasi juga terus dilakukan agar pedagan kecil tidak mudah terjebak oleh tawaran bank plecit,” tandasnya.

Angkringan binaan BMT Beringharjo akan menjalani program pembinaan usaha selama dua tahun. Para pedagang tersebut diberikan suntikan modal Rp 3,5 juta untuk tiap pedagangnya. Modal tersebut tak hanya dalam bentuk uang, tapi juga berwujud tempat usaha seperti gerobak. Tak hanya itu, rubi mengatakan angkringan ini juga dilengkapi dengan rak buku sebagai salah satu pendukung gerakan membaca bagi masyarakat.

“program ini akan digelar setiap sebulan sekali bertempat di angkringan binaan kami. Dalam program ini kami juga menggandeng perpustakaan daerah Jogja, agar dapat membantu layanan permintaan buku,” pungkas Rubi. (Sumber : Harian Jogja, 29 April 2013)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *